Fridtjof Nansen
Nansen dilahirkan di dalam keluarga yang memiliki catatan baik terhadap negara. Nenek moyang, Hans Nansen – yang pernah menjabat sebagai walikota Copenhagen – telah menjelajah Laut Putih. Dengan keinginan yang menggebu untuk menjelajah, Nansen muda yang waktu itu baru berusia 26 tahun memutuskan untuk melakukan ekspedisi melintasi puncak es Greenland.
Ekspedisi Nansen
Ekspedisi dengan jumlah 6 orang dimulai tahun 1888 dan menghadapi lingkungan yang sangat agresif. Duabelas hari telah berlalu dan tim tersebut belum bisa menjejakkan kaki di dataran, setelah meninggalkan kapal ekspedisi. Mereka menyelesaikan jalur melintasi puncak es, mencapai daerah Barat pesisir pantai Greenland pada bulan September. Selama perjalanan berbahaya tersebut, Nansen dan timnya dengan teliti mencatat kondisi meteorologi dan menyusun data sains lainnya.
Keenam orang tersebut kembali ke Norway dan disambut secara nasional. Namun Nansen tidak segera puas dengan kesuksesannya. Pengamatan sebelumnya telah meyakinkan dia bahwa gelombang timur-barat yang kuat mengalir dari Siberia menuju Kutub Utara, dan kemudian menuju Greenland.
Terpacu untuk membuktikan kebenaran teorinya, Nansen menggambar spesifikasi kapal yang cukup kuat untuk mengalami tekanan es. Rencananya adalah berlayar ke arah Timur di sepanjang Timur Laut Jalur menuju Pulau Siberia Baru hingga membeku menjadi es. Para awak kapal akan tetap berada di kapal sementara kapal drifted (mengapung) ke arah Barat dengan es menuju Kutub Utara dan jalur antara Svalbard dan Greenland.
Ekspedisi meninggalkan Christiana (sekarang Oslo) pada bulan Juni 1893, dengan perbekalan yang cukup untuk lima tahun dan bahan bakar untuk delapan tahun. “Fram” berlayar ke timur di sepanjang pesisir Utara Siberia. Sekitar 100 mil sebelum mencapai Pulai Siberia Baru, Nansen mengubah arah ke Utara. Pada 20 September, pada posisi 79 derajat, “Fram” benar-benar terkunci di tumpukan es. Nansen dan anak buahnya bersiap untuk melintas ke arah Barat menuju Greenland.
"Fram" tidak melintas sedekat ke Kutub Utara seperti yang diharapkan Nansen. Ia membuat taruhan ke Kutub, membawa serta awaknya yang paling kuat, Hjalmar Johansen. Usaha mereka tidak berhasil. Kondisi jauh lebih buruk dari yang dibayangkan; jalan mereka seringkali dihalangi oleh ujung es atau perairan terbuka. Akhirnya, pada posisi 86 derajat, 14 menit Utara, mereka memutuskan untuk kembali dan menuju ke Franz Josef Land. Nansen dan Johansen tidak berhasil mencapai Kutub Utara, tapi mereka telah berada paling dekat diantara orang-orang sebelum mereka.
Pada bulan Agustus 1897, kapal ekspedisi menurunkan Nansen dan Johansen di pelabuhan Vardø Norwegia. Pada hari yang sama, "Fram" telah mengguncang tumpukan es terakhir di dekat Spitsbergen, dan menuju Selatan pertama kalinya dalam tiga tahun. Teori Nansen ternyata benar. Kapal mengikuti jalur yang menurutnya ada. Lebih lanjut, ekspedisi telah mengumpulkan informasi berharga tentang gelombang, angin dan temperatur, dan dibuktikan bahwa tidak ada tanah yang dekat dengan Kutub di sisi Eurasian, namun laut dalam yang diselimuti es. Untuk oceanography, perjalanan “Fram” sangat penting. Untuk Nansen hal tersebut merupakan titik baik penting karirnya. Oceanography menjadi fokus penelitiannya.
Penjelajahan Nansen sudah berakhir. Namun ia tetap memberikan kontribusi kepada sains dengan mengumpulkan beragam data baik dari Laut Norwegia dan Samudera Atlantik.
Referensi : http://www.norwegia.or.id/About_Norway/history/expolorers/nansen/
0 Response to "Ekspedisi Nansen"
Posting Komentar